Biasanya prose kering digunakan untuk mengolah biji
kopi Robusta. Kopi Robusta harganya tidak semahal kopi Arabica sehingga proses
basah menjadi kurang efisien dilihat dari sisi keuntungan. Biaya produksi kopi
Robusta diperkecil dengan pengolaha proses kering karena tidak banyak
memerlukan alat. Selain itu beban kerja lebih sedikit sehingga relatif
menghemat biaya.
a. Sortasi Buah
Kopi
Sama dengan proses basah sebelum
buah kopi diproses perlu dipilah dan dipilih untuk menyelamatkan kopi
berkualitas dari campuran-campuran kopi dengan kualitas di bawahnya. Juga untuk
memisahkan mana yang kopi dan mana yang bukan kopi (hehehe bahasaya ngelantur
ya,,,maksudnya mungkin kotoran atau sampah daun dsb.)
b. Pengeringan
Buah Kopi
Berbeda dengan proses basah proses
kering tidak melalui proses fermentasi terlebih dahulu. Kopi yang sudah dipilah
selanjutnya langsung dikeringkan. Pengupasan juga tidak perlu langsung dilakukan,
karena biasanya pengupasan dilakukan setelah kopi cukup kering.
Kopi yang sudah dipilah kemudian
dikeringkan dengan cara dijemur pada lantai jemur. Ketebalan kopi baiknya tidak
lebih dari 4 cm saat dijemur. Saat penjemuran minimal harus dilakukan
pembalikan 2 kali dalam satu hari. Biasanya penjemuran memerlukan waktu sekitar
2 minggu. Ini akan menghasilkan kopi dengan kadar air 15%. Karena itu jika
kadar airmasih lumayan tinggi perlu dilakukan penjemuran ulang.
c. Pengupasan
Kulit Buah dan Kulit Tanduk
Berbeda dengan proses basah, pada
proses kering pengupasan kulit dilakukan sekalian ketika mengupas kulit tanduk.
Artinya ini dilakukan setelah proses penjemuran. Kopi yang sudah mencapai kadar
air 15% sudah siap dikupas. Jika masih lebih akan sulit untuk dikupas. Tapi jika
kurang dari itu bisa beresiko pecah biji. Pengepasan bisa dilakukan dengan
menggunakan mesin atau dengan cara ditumbuk. Namun demikian, kelemahan proses
ditumbuk adalah kemungkinan biji pecah lebih tinggi.
d. Sortasi dan
Pengeringan Kembali Biji Kopi
Setelah dilakukan pengupasan, pilah
kembali biji kopi untuk memisahkan biji kopi yang diharapkan dari sisa kulit
buah, kulit tanduk, biji yang pecah dan kotoran-kotoran lainnya. Biji kopi
kemudian butuh untuk dikeringkan kembali untuk mencapai kadar air 12%. Ini penting,
karena bila kadar air lebih dari itu, biji kopi lebih mudah terserang jamur. Jika
kurang dari itu biji kopi akan terlalu mudah menyerap uap air sehingga akan
mengurangi rasa dan aroma kopi. Setelah mencapai kekeringan yang pas, kopi
sudah siap dikemas dan disimpan.
e. Pengemasan dan
Penyimpanan
Untuk menyimpan kopi harus dilakukan
dengan seksama. Ini dilakukan agar kopi terjaga kadar kekeringannya. Demikian juga
agar kopi tidak tercemar. Karena itu kopi harus dikemas di sebuah karung yang
bersih dan harus dijauhkan dari bau-bauan. Untuk simpanan dalam jangka waktu
yang cukup lama, usahakan kopi tidak diletakkan diatas lantai langsung. Bisa diletakkan
di atas tatakan atau palet setinggi 10 cm di atas lantai. Demikian juga beri
jarak dengan dinding. Semuanya dilakukan agar kopi tidak menjadi lembab
sehingga ditumbuhi jamur yang merusak kualitas kopi, terutama di daerah tropis
ini. Kelembaban gudang sebaiknya dikontrol pada taraf (RH) 70%.
0 Komentar Blog: