Pengolahan Kopi dengan Proses Kering

0


Biasanya prose kering digunakan untuk mengolah biji kopi Robusta. Kopi Robusta harganya tidak semahal kopi Arabica sehingga proses basah menjadi kurang efisien dilihat dari sisi keuntungan. Biaya produksi kopi Robusta diperkecil dengan pengolaha proses kering karena tidak banyak memerlukan alat. Selain itu beban kerja lebih sedikit sehingga relatif menghemat biaya.
a.       Sortasi Buah Kopi
Sama dengan proses basah sebelum buah kopi diproses perlu dipilah dan dipilih untuk menyelamatkan kopi berkualitas dari campuran-campuran kopi dengan kualitas di bawahnya. Juga untuk memisahkan mana yang kopi dan mana yang bukan kopi (hehehe bahasaya ngelantur ya,,,maksudnya mungkin kotoran atau sampah daun dsb.)
b.      Pengeringan Buah Kopi

Berbeda dengan proses basah proses kering tidak melalui proses fermentasi terlebih dahulu. Kopi yang sudah dipilah selanjutnya langsung dikeringkan. Pengupasan juga tidak perlu langsung dilakukan, karena biasanya pengupasan dilakukan setelah kopi cukup kering.
Kopi yang sudah dipilah kemudian dikeringkan dengan cara dijemur pada lantai jemur. Ketebalan kopi baiknya tidak lebih dari 4 cm saat dijemur. Saat penjemuran minimal harus dilakukan pembalikan 2 kali dalam satu hari. Biasanya penjemuran memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Ini akan menghasilkan kopi dengan kadar air 15%. Karena itu jika kadar airmasih lumayan tinggi perlu dilakukan penjemuran ulang.
c.       Pengupasan Kulit Buah dan Kulit Tanduk
Berbeda dengan proses basah, pada proses kering pengupasan kulit dilakukan sekalian ketika mengupas kulit tanduk. Artinya ini dilakukan setelah proses penjemuran. Kopi yang sudah mencapai kadar air 15% sudah siap dikupas. Jika masih lebih akan sulit untuk dikupas. Tapi jika kurang dari itu bisa beresiko pecah biji. Pengepasan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin atau dengan cara ditumbuk. Namun demikian, kelemahan proses ditumbuk adalah kemungkinan biji pecah lebih tinggi.
d.      Sortasi dan Pengeringan Kembali Biji Kopi
Setelah dilakukan pengupasan, pilah kembali biji kopi untuk memisahkan biji kopi yang diharapkan dari sisa kulit buah, kulit tanduk, biji yang pecah dan kotoran-kotoran lainnya. Biji kopi kemudian butuh untuk dikeringkan kembali untuk mencapai kadar air 12%. Ini penting, karena bila kadar air lebih dari itu, biji kopi lebih mudah terserang jamur. Jika kurang dari itu biji kopi akan terlalu mudah menyerap uap air sehingga akan mengurangi rasa dan aroma kopi. Setelah mencapai kekeringan yang pas, kopi sudah siap dikemas dan disimpan.
e.       Pengemasan dan Penyimpanan
Untuk menyimpan kopi harus dilakukan dengan seksama. Ini dilakukan agar kopi terjaga kadar kekeringannya. Demikian juga agar kopi tidak tercemar. Karena itu kopi harus dikemas di sebuah karung yang bersih dan harus dijauhkan dari bau-bauan. Untuk simpanan dalam jangka waktu yang cukup lama, usahakan kopi tidak diletakkan diatas lantai langsung. Bisa diletakkan di atas tatakan atau palet setinggi 10 cm di atas lantai. Demikian juga beri jarak dengan dinding. Semuanya dilakukan agar kopi tidak menjadi lembab sehingga ditumbuhi jamur yang merusak kualitas kopi, terutama di daerah tropis ini. Kelembaban gudang sebaiknya dikontrol pada taraf (RH) 70%.
Share :

Komentar Facebook:

0 Komentar Blog:

About Me

My photo
seorag yag belajar unntuk hidup

Entri Populer

Total Pageviews

Followers